Senin, 20 April 2009

CATATAN PENGALAMAN KEGIATAN BUDIDAYA ITIK DI BEUTONG ATEUH - ACEH



Pengantar.

Tulisan ini berisi tentang pengalaman kami dalam melakukan kegiatan budidaya itik di Beutong Ateh, Nagan Raya, Nangroe Aceh Darussalam. Perlu diketahui bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan pada bulan september 2008 sampai sekarang (april 2009) masih berjalan.

Penulisan artikel ini dimaksudkan untuk mendokumentasikan (menyimpan dan mengamankan) pengalaman kami selama melakukan kegiatan itik di Beutong Ateuh. Artikel ini kami publikasikan dalam web pribadi (blog) www.omtr71.blogspot.com.

Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi kami sendiri dan juga bagi saudara pembaca yang memerlukannya. Untuk keperluan yang baik, aku mengijikan saudara untuk menggunakan tulisan dan foto yang ada dalam artikel ini. Aku sangat bahagia jika saudara bisa menjalin kerja sama dengan kami di kelak kemudian hari.

Secara jujur aku menilai bahwa artikel ini jauh dari sempurna. Jika terdapat kesalahan mohon dibantu untuk dikoreksi. Dan jika ada ide kreatif untuk pembaharuan dan perbaikan dari saudara pasti aku terima dengan ssenang hati.

Akhirnya aku sampaikan selamat mebaca. Terima kasih atas kunjungan dan kesediaan saudara membaca artikel yang ada di blog ku ini. Terima kasih.

Persiapan Kandang.

Kami membuat kandang dengan bahan baku bambu dan atap daun rumbia. Desain kandang dibuat rapat dan kohoh untuk menghindari serangan hama atau binatang buas seperti biawak, musang, dan lain-lain.

Pagar keliling dibuat dengan bahan baku bambu kecil. Kebetulan di Beutong Ateuh masih cukup banak tersedia bambu kecil. Tiang pokoknya menggunakan batang Kliridae (bahasa lokal=pete-i). Tali pengikat menggunakan rotan.

Selain awet, bahan baku rotan masih banyak tersedia di hutan Beutong Ateuh.

Kolam kecil dibuat karena untuk memanfaat limbah buangan kolam pembesaran ikan nila. Aliran air yang melalui kandang bebek diharapkan akan membawa kotoran dan limbah pakan bebek yang tercecer sehingga akan menambah kesuburan tanah sawah untuk tanaman padi.

Alas kandang menggunakan sekam. Alas sekam lebih hangat dan bisa menjaga kandang relatif labih kering. Dinding juga dipasang penutup dari kantong (goni) yang di jahit.

Untuk lebih higenis, maka kami melakukan pen

yemprotan dis infektan. Penyemprotan ini dilakukan sebelum itik di masukan ke dalam kandang. Bahan disinfektan di beli di Takengon ibukota aceh tengah. Dosis penggunaan di sesuaikan dengan petunjuk aturan pakai. Ketika membeli dis infekt

an perlu diperhatikan tanggal masa kedaluwarsanya.



Perawatan DOD.


Kami membeli DOC sebanyak 1 box isi 98 ekor. Tiba di kantor mati 2 ekor sehingga yang DOD yang di rawat sebanyak 86 ekor. Setiba di kantor DOC di beri minuman air gula. Dan setelah segar di beri pakan BR1 dan minuman dengan diberi vitamin.

Kandang untuk DOC sudah disiapkan. Kandang ada disekat sesuai dengan jumlah DOC yang ada. Alas kandang berupa sekam. Penerangan menggunakan lampu listrik dan untuk cadangan dipakai lampu minyak tanah (lampu badai).

Malam hari menggunakan penghangat ruangan berupa kompor minyak tanah yang di tutup dengan plat besi. Dengan cara ini kehangatan menyebar merata dan nyala kompor tidak perlu besar sehingga bisa lebih hemat.

Jumlah BR1 yang diberikan untuk DOD sebanyak 10 kg. Pakan BR1 ini akan habis pada hari ke 5 smapai dengan ke 7. Selanjutnya diberikan pakan hasil campuran sendiri. Pakan tersebut terdiri dari dedak, tepung jagung, kosentrak dan mineral. Untuk menambah selera dan meningkatkan mutu pakan iti ditambah dengan daun-daunan.


Perawatan itik remaja dan itik dewasa.


Untuk itik remaja dan dewasa luasan kandang disesuaikan. Alas kandang tetap menggunakan sekam. Malam hari tidak lagi menggunakan alat penghangat. Penerangan lampu listrik atau lampu minyak (lampu badai) tetap dipakai.

Pakan yang diberikan merupakan hasil pengoplosansendiri. Bahan baku pakan terdiridari dedak tepung jagung kosentrat dan mineral. Pemberian pakan biasanya dicampur dengan nasi limbah dapur, sisa-sia sayuran limbah dapur dan lain sebagainya. Bila ada

kadang diberikan juga limbah pepaya dan lain-lain. Kebutuhan minum cukup dipenuhi dengan air dalam kolam kecil.





Panen.


Beberapa itik sudah mulai kawin. Bahkan sudah ada yang bertelur. Pada umur 5 bulanternyata sudah ada 8-10 telor per hari. Dari 96 itik yang ada hidup semua. Lumpuh kaki 1 ekor dan kerdil 5 ekor. Untuk yang kerdil dan lumpuh bisa di jual atau di potong. Dan telor yang ada bisa dijual langsung atau di jual dalam bentuk telor asin.



Penutup.

Begitulah kegiatan yang kami lakukan. Jika ada masukan atau pertanyaan, saran daln lain sebagainya mohon komunikasikan dengan kami. Jika belum ada kerja sama yang produktif paling tidak ada tambah silaturohmi. Ku tunggu komentar dan kunjungan berikutnya. Terima kasih. ***

Rabu, 15 April 2009

Pileg di Giyanti

Di mataku, pemilihan legislatif (pileg) dilaksanakan serempak. Waktu itu aku pulang kampung. Dusun Giyanti, desa Kadipaten, kecamatan Selomerto, kabupaten Wonosobo, propinsi Jawa Tengah.

Di dusn Giyanti ada dua TPS, satu di rumah Kepala dusun, yang satu lagi di Gedung Danawarih - Pangestu Ranting Giyanti. Aku sempat membawa kamera poket. Hasil jepretan bisa dinikmati disini.

Hampir semua obyek foto adalah anggota keluargaku. Aku, istri, mamak, kakak, keponakan dan beberapa warga lain. Seakan aku mau bercerita, ini lho keluargaku ikut mencontreng. Sebagai wujud rasa baktiku kepada negara tercinta Republik Indonesia.


Aku tidak peduli apa komentar para pelaku politik di TV, Radio, dan Surat Kabar. Ada yang menyanjung kesuksesan pelaksanaan pileg. Banyak yang marah, sinis dan menjelek-jelekan proses pelaksanaan pileg. Ada politisi yang senang. Ada politisi yang sedih. Ada politisi yang marah.


Bagiku ini semua miliku juga. Politisi yang senag, sedih, jengkel, marah, dan yang macam-macam, semuanya milik bangsa Indonesia. Aku terima semuanya. Baik dan buruk para politisi itu juga saudara sebangsa dan satu tanah air negeri tercinta Indonesi.

Pagi itu, setelah matahari terbit membagi kehangatan, aku sempat sholat sunat 2 raka'at. Aku berdoa kepada Tuhan, semoga pileg berjalan lancar, aman dan tidak ada kerusuhan. Dan jika kerusuhan itu ada, hamba mohon diberi jalan keluar terbaik bagi negeri ini.

Pihak pemerintah yang sekarang berkuasa ada benar juga ada salahnya. Pihak oposisi juga ada benar dan salahnya. Semua adalah dinamika. Semoga kedua belah pihak sama-sama belajar untuk bersikap dan bertindak yang lebih baik lagi.

Pernah aku dengarkan lagu keroncong di TVRI. Waktu itu saya berada di Beutong Ateh, Nagan Raya, Nangroe Aceh Darussalam. Aku berharap permainan politik negeri ini seperti permainan berbagai macam alat musik keroncong tersebut. Mereka mengeluarkan suaranya masing-masing. Mereka tidak ada nampak mengalahkan bunyi alat musik yang lain. Semua berbunyi dan menampilkan keharmonisan. Ini adalah impianku.

Semoga percaturan politik tetap harmoni. Usai pileg masih ada pilpres yang sebentar lagi akan dilaksanakan. Suhu politik boleh panas asal jangan terbakar. Suara politik bisa keras, asal jangan menyakitkan. Semoga semua tetap sadar bahwa pesta politik ini hanya satu aspek. Masih ada aspek lain yang perlu mendapat perhatian.

Mohon sisakan ruang hati untuk tetap berdoa demi keutuhan, kemajuan dan kejayaan negeri ini. Mohon sisakan tenaga pikiran dan segenap kemampuan yang ada untuk membangun negari ini. Siapa yang akan peduli kepada negeri ini, kecuali kita semua anak negeri ini. Ayo dalam perbedaan ini kita tetap bersatu padu. Rawe-rawe rantas malang-malang tuntas. Kita perang melawan kekurangan dan kejelekan diri sendiri. Mulai sekarang dan mulai dari diri kita sendiri. "Ayo".***

Ikut-ikutan.

Dimataku teknologi telekomunikasi seperti cahaya terang yang mengundang serangga datang. Aku salah satu yang mendatangi cahaya itu. Walau aku tidak tau untuk apa cahaya itu bagiku.

Pileg (pilihan legeslatif, 9/4/2009) juga seperti cahaya terang yang mengundang serangga datang. Aku salah satu yang mendatangi cahaya itu. Walau aku tidak tau untuk apa cahaya itu bagiku.

Sejujurnya aku termasuk katagori "ikut-ikutan". Aku terseret maknet cahaya terang yang aku belum tahu memaknainya. Dalam arus ikut-ikutan aku berharap aku bisa belajar. Siapa tau ada pelajaran yang bermanfaat bagi diriku. Semoga.***